Tips Cara Mengasah Kemampuan Pengambilan Keputusan pada diri Anda
Alhamdulillah...
setelah sekian pekan gak apdet, akhirnya pada kali ini saya sempatkan diri untuk kembali mengisi...
ini bukan merupakan hasil karya saya, namun ini saya dapat ketika "berselancar" di Internet (G.Chrome). Tulisan ini sengaja saya share karena saya anggap penting sekali untuk segala kalangan, terutama bagi para "preneur" maupun untuk tambahan materi buat kepemimpinan...
untuk sumber aslinya ada saya cantumkan di bawah...
semoga bermanfaat ^_^
jangan lupa sempatkan diri untuk menge-like FB-Page saya di Rusun-Tech
Kemampuan membuat keputusan adalah skill yang saat penting untuk dimiliki seorang entrepreneur. Meskipun terkadang kita harus mengikuti insting, firasat atau intuisi dalam mengambil keputusan bisnis namun terlalu mengandalkan firasat dan intuisi serta membuang sepenuhnya logika dan pengalaman seringkali berakhir dengan sebuah keputusan yang buruk.
Konsultan marketing dan media Inggris terkemuka, Jonathan Gilford telah mempelajari keseimbangan antara dua hal yang seringkali berlawanan ini dalam bukunya Blindsided: How Business and Society are Shaped by Our Unpredictable and Irrational Behaviour (Benchmark Books, 2012). Berikut empat strategi yang dibagikannya untuk menggabungkan logika dan intuisi untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
1. Analisa risiko Anda. Firasat yang tidak menimbulkan risiko bagi Anda, seperti mencoba taktik pemasaran yang tak lazim mungkin layak untuk Anda eksplorasi lebih lanjut tanpa perlu berpikir terlalu lama. Cara ini dapat Anda gunakan untuk mengetes insting anda dan melihat sejauh mana firasat Anda membawa Anda ke keputusan yang tepat. Meskipun begitu, ketika risikonya meningkat dan membesar, saatnya untuk mengerem insting dan meneliti sebuah keputusan dari sudut pandang analisis yang lebih logis dan rasional, kata Gilford.
2. Periksalah motivasinya. "Orang yang sempurna mampu untuk membuat keputusan rasioanal, membuat daftar keuntungan dan kekurangan dan menimbang manfaat potensial, namun dalam kehidupan sehari-hari kita jarang melakukan ini. Emosi dan insting, berkuasa" kata Gilford. Jika firasat memberi tahu Anda untuk mengambil sebuah tindakan yang berisiko atau melawan logika, periksa motivasi Anda yang menuntun ke tindakan tersebut.
Jika keputusan Anda untuk mengambil tindakan berisiko tersebut didasari oleh perasaan takut, marah, atau emosi negatif lainnya, yang terbaik bagi Anda adalah melihat dan menunggu (wait and see) apakah Anda masih memiliki firasat atau intuisi yang sama setelah emosi negatif tersebut berlalu.
3. Hindari sindrome "me too" . Gifford berkata orang seringkali merasa tekanan untuk melakukan sesuatu hanya karena orang-orang lain melakukannya, kemungkinan karena adanya dorongan insting untuk mengikuti kelompok. Tetapi mengijinkan rasa takut "tertinggal" untuk mendasari keputusan yang Anda buat merupakan tindakan yang berbahaya. Gilford memberi contoh keputusan dalam hal teknologi dan real estate seringkali dimulai dengan rasa takut "tertinggal" ini.
Jika Anda merasa tekanan untuk mengadopsi cara baru untuk melakukan bisnis, atau membuat investasi yang tidak dilandasi praktek bisnis yang sehat, atau memutuskan sesuatu yang lain hanya karena orang-orang lain melakukannya, tunggulah sampai ada bukti bahwa keputusan tersebut adalah sebuah keputusan yang tepat sebelum Anda melakukannya. Jika Anda melakukan sesuatu hanya karena "ikut-ikutan", cepat atau lambat Anda akan menemukan diri Anda dalam suasana yang tidak cocok bagi Anda.
4. Perhatikanlah firasat sama yang terus-menerus muncul.Ada satu ide yang tidak bisa Anda lepaskan, walaupun sulit untuk mencari alasan logis yang bisa membenarkannya? Carilah suatu cara untuk mengetes ide tersebut atau cara untuk memitigasi risiko yang mungkin timbul. Cara-cara seperti : program percontohan, strategic partnership, atau riset pasar tambahan. Bagaimanapun juga, beberapa cerita sukses terhebat datang dari orang-orang yang tetap mengambil keputusan walaupun hal itu terlihat seperti sebuah keslahan pada waktunya, kata Gilford. Jika Anda benar-benar berkomitmen untuk membuat ide tersebut berhasil, hal itu adalah faktor tak kasat mata yang dapat menciptakan sesuatu yang revolusioner, tambah Gilford.
Kemampuan mengambil keputusan, sebagaimana kemampuan dan keahlian lainnya adalah sebuah kemampuan yang dapat kita pelajari dan terus kita asah. Seimbangkanlah logika dan intuisi Anda, dan hindarilah emosi-emosi negatif yang akan merusak kemampuan tersebut. Jika Anda mampu melakukan hal tersebut maka Anda akan bisa menjadi pemimpin yang hebat.
sumber : blog-enterpreuner
Komentar
Posting Komentar
Silahkan kasi komentar dan sarannya yah :D